Surakarta (DDII Soloraya) – Dalam sambutannya usai pelantikan sebagai ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Daerah Khusus Solo Raya, pada Ahad (9/7/2023), Ustadz Sholahuddin Sutowijoyo memberikan gambaran rinci mengenai perjalanan organisasi ini. Ia mengungkapkan bahwa menerima amanah sebagai ketua merupakan tanggung jawab besar, dan ia sangat mengharapkan dukungan serta doa agar dapat menjalankan tugas ini dengan sebaik-baiknya.
Ustadz Sholahuddin menyebutkan bahwa Sejak tahun 1969, kepemimpinan DDII Jawa Tengah telah berganti sebanyak 5 kali. Setiap era kepemimpinan telah meninggalkan jejak yang berharga dalam sejarah organisasi. Di antara nama-nama yang mengemban tanggung jawab tersebut adalah KH. Ali Darokah (1969-1991), Ust. Ahmad Husnan (1991-2008), Ust. Sholehan MC (2008-2013), Ust. Muhammad Sudirman (2013-2018), dan Ust. Aris Munandar Al Fattah (2018-2022).
Perjalanan kepemimpinan DDII Jawa Tengah terus berlanjut hingga saat ini. Setelah kepergian Ust. Aris Munandar Al Fattah, Ust. Sholahuddin Sutowijoyo ditunjuk sebagai pengganti sementara. Kemudian dengan SK dari DDII Pusat, Ust. Sholahuddin ditetapkan sebagai Ketua DDII Daerah Khusus Solo Raya. Wilayah ini meliputi 7 Kota Kabupaten yang dulunya termasuk dalam karesidenan Surakarta yaitu Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, Boyolali, Sragen, Klaten, Wonogiri dan Karanganyar.
Salah satu komitmen utama Dewan Da’wah Solo Raya adalah mengikuti arahan dan pedoman yang diberikan oleh Pusat. Hal ini bertujuan untuk memperkokoh jati diri Dewan Da’wah sebagai lembaga dakwah dan pendidikan yang mencetak kader ulama.
Ustadz Sholahuddin lantas mengungkapkan keberadaan sejumlah lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Dewan Da’wah Solo Raya, yaitu:
- PAUD Qur’an Dewan Da’wah
- Quranic School of Dewan Da’wah untuk tingkat SD
- Akademi Dakwah Indonesia (ADI)
- Ma’had Ali Tahfidzul Qur’an Muhammad Nasir Putra & Putri
- PPTQ Dewan Da’wah untuk tingkat SMP dan SMA
- IDDC (Islamic Design & Dakwah College)
- Pondok Pesantren Al Fatah
- Pondok Pesantren Rasyid Ash Shiddieqy
Ust Sholahuddin juga mengungkapkan hal yang tak banyak diketahui oleh umum, “Tahun 1998, para pendahulu kami dari Dewan Da’wah Jawa Tengah memulai proyek masterpiece dengan mendirikan pondok pesantren tahfidzul Quran sebagai pembibitan ulama, yaitu pesantren Isy Karima”.
Selanjutnya Dewan Da’wah Jawa Tengah mengkloning Pondok Pesantren yang seperti Isykarima, dimulai dari Pondok Pesantren Baitul Hikmah di Sukoharjo, Pondok Pesantren Baitul Quran di Wonogiri, dan berkelanjutan terus hingga dalam saat ini sudah ada 55 pondok pesantren tahfidzul Quran yang dibidangi kelahirannya oleh Dewan Da’wah Jawa Tengah.
Sebagai penutup, Ust Sholahuddin menegaskan, “Kami berkomitmen dalam melawan pemurtadan, dan membangun solidaritas dunia Islam, serta melanjutkan kaderisasi ulama sehingga tetap melaksanakan Amar ma’ruf nahi mungkar.”